Mempertimbangkan penampilan luka, bukan
penyebab luka. Penampilan luka berbeda, penanganan berbeda. Perawatan luka kini
bukan hanya urusan perawat. Ahli bedah harus turun tangan. Tanpa penanganan
yang tepat, luka tidak sembuh bahkan menyebabkan kecacatan. Biaya yang
dikeluarkan juga meningkat. Dalam sebuah literature yang dipublikasikan tahun
1994 disebutkan, di Amerika Serikat untuk perawatan luka dikeluarkan dana US$
2,5 miliar. Dari sudut pasien, luka yang tidak kunjung sembuh menyebabkan
penurunan kualitas hidup dan hilangnya jam kerja.
Konsep Perawatan Luka Modern
Menurut Prof. David, kita sering terpaku pada
penyebab luka. Sebenarnya, kita harus merawat luka berdasarkan tampilannya.
Penyebab luka bisa bermacam-macam, tetapi kalau tampilannya sama, perawatannya
sama. Penyebab bisa sama, tetapi kalau tampilannya berbeda, penanganannya juga
berbeda.
Secara garis besar luka dibagi dua, akut dan
kronis. Luka akut adalah luka yang terjadi secara mendadak. Dan yang paling
penting, lamanya waktu luka untuk sembuh bisa diperkirakan. Luka kronis adalah
luka yang tidak kunjung sembuh, dalam waktu yang telah diperkirakan. Ada luka
kronis yang tidak kunjung sembuh, dalam waktu 30 tahun.
Yang Penting Preparasi Luka
Paling penting dalam perawatan luka adalah
preparasi luka. Pertama, yang dilakukan adalah mendiagnosa luka, apakah
bereksudat atau terinfeksi. Lalu, lakukan preparasi luka dengan mengendalikan
bakteri, mengelola jaringan non vital dan mengelola eksudat. Inilah tiga konsep
pengelolaan luka. Jika luka ada bakteri, bari antibiotik. Jika ada jaringan non
vital, lakukan debridement. "Luka dengan bakteri juga bisa kita lakukan
debridement. Karena beberapa daerah luka yang terinfeksi bakteri, ada kaitannya
dengan jaringan nekrosis ," ujar Prof. David. Jika luka bereksudut,
berikan dressing absortif. Jadi, masing-masing preparasi punya penanganan yang
berbeda.
Debridement
Pendekatan bedah merupakan salah satu cara
debridement. Ada empat cara lain yang bisa dilakukan, jika pisau kita
tidak bisa digunakan. Yaitu pendekatan mekanis, otolitik, enzimatik dan
biologis." ujar Prof. David. Memang, debridenment secara surgikal adalah
yang paling cepat dan efektif. Ahli bedah seharusnya menuntaskan ini dengan
bedah.
Bisa juga menggunakan pendekatan mekanis.
yaitu membersihkan luka dengan kasa yang diberi NaCL atau Aqua steril. Setelah
1-2 jam, kasa mengering dan mulai mengisap eksudat atau jaringan. Kemudian kasa
diganti. Cara ini butuh waktu, tenaga dan mengganggu pasien, Kasa bisa diganti
8-10 kali sehari.
Pilihan berikutnya dengan pendekatan otolitik
dalam kondisi yang lembab. Cara ini akan mengaktifkan enzim-enzim yang ada di
tubuh untuk melakukan proteolitik, melepaskan jaringan mati secara mandiri.
Pendekatan ini dilakukan dengan menutup luka menggunakan hidrokoloid,
transparent film atau hidrogel.
Cara berikutnya dengan Enzimatik yakni
memberikan enzim yang bersifat proteolitik dari luar tubuh. Yang popular di
Amerika adalah dengan memberikan kolagenase. Secara prinsip, enzim ini akan
melakukan proses proteolitik dan melepaskan jaringan mati dari luka.
Efektifitasnya dianggap hanya satu itngkat di bawah pembedahan. Sayangnya,
enzim-enzim ini tidak ada di Indonesia. Terutama karena harganya cukup mahal.
Pilihan lain adalah dengan metode biologis.
Kini yang sedang tren, yaitu menggunakan belatung (maggot), ini sangat membantu
membersihkan jaringan mati dari luka. Karena belatung mengeluarkan enzim kolagenase
dan memakan jaringan mati, tetapi tidak memakan jaringan sehat. "Sayangnya
image belatung menyeramkan, sehingga di Indonesia tidak digunakan," ujar
Prof. David.
Mengendalikan Bakteri
Dalam mengendalikan bakteri, bisa digunakan
antiseptik atau antibiotik. Tetapi pada prinsipnya, luka disebut terinfeksi
kalau bakterinya 10 pangkat 5 gram/jaringan. Jadi, sebetulnya tidak perlu
antibiotik. Menurut Prof David, asal kita cuci luka dan membuyarkan bakteri
hingga jumlahnya kurang dari 10 pangkat 5, maka bakteri tidak punya daya rusak,
sehingga fase penyembuhan bisa lebih cepat.
Pengelolaan Eksudat
Pengelolaan eksudat bisa dilakukan secara
langsung atau tidak langsung. Secara langsung adalah dengan menggunakan balut
tekan, disertai pemasangan dressing yang memiliki daya hisap tinggi atau
mechanical vaccum. Cara tidak langsung adalah dengan mengurangi faktor penyebab
munculnya edsudat. Saat ini, sudah banyak produk dressing modern yang bis
membantu pengelolaan eksudat antara lain: hidrokoloid, hidrogel, absorbent
dressing, hidrofibre, alginates, foam dan transparent film.
Tradisional VS Modern
Dulu, penanganan luka mengandalkan antiseptik,
kasa dan plester. metode ini sudah lama dianut. sehingga, penggunaan
produk-produk perawatan luka modern mendapatkan kendala, terlebih karena harga
unitnya yang mahal. Namun, jika dilihat hasil perawatan luka, cara modern
ternyata lebih baik dan lebih cepat menyembuhkan dibandingkan cara tradisional.
Produk modern juga mudah dilepaskan dan tidak menyebabkan kerusakan pada luka.
Penelitian di tiga negara (prancis, Spanyol, dan Inggris) menyebutkan, total
biaya yang dikeluarkan lebih rendah dari cara tradisional.
"Dulu kepada kita diajarkan membalut luka
dengan rapi, tidak terlihat dari luar. sebenarnya, itu adalah tampilan luar.
Pada hari ke lima saat pembalut diganti, ternyata kasa melekat pada luka dan
menyebabkan trauma saat kasa diganti," kata Prof. David. Jadi yang tadinya
luka akan sembuh, malah menjadi ruka dan mengalami inflamasi lagi. Beda dengan
dressing modern, pembalut init tidak sengaja ditujukan untuk menutup luka,
tetapi untuk mengawal proses penyembuhan luka agar proses penyembuhan luka
dapat berjalan secara optimal.
Sumber :
http://jayruhal.blogspot.com/2014/01/konsep-perawatan-luka-modern.html